Putriku
tercinta! Aku seseorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang
sudang masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah banyak mengunjungi banyak
negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit
getirnya dunia. Oleh karena itu, dengarlah nasihat-nasihatku yang benar lagi
jelas berdasarkan pengalaman-pengalamanku. Dimana engkau belum pernah mendengar
dari orang lain.
Kami
telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, mengahapus kebejatan dan
mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih, dan kami tidak
menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan
bertambah, kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin
merajalela, semakin meluas. Berkembang dari sutatu negeri ke negeri yang lain,
sampai tak ada satu negeri islam pun menurut dugaanku terhindar dari wabah itu.
Negeri-negeri syam (syria, yordania, libanon, palestina) yang dulu benar benar
bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu
keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.
Kami
belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, kenapa?
Karena,
sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaiki,kami belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan
kebaikan itu ada didepanmu, putriku! Kuncinya ada ditanganmu. Bila engkau
percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakannya untuk masuk, maka
keadaan akan baik.
Benar
bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, wanita tidak
akan pernah memulainya. Tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak
akan berani dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, lelaki tidak akan
bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, dia yang masuk, kau katakan pada
sipencuri itu: silahkan.... ketika ia telah mencuri, engkau berteriak:
maling...! tolong... tolong... saya kemalingan. Bila engkau mengerti bahwa
semua laki-laki serigala dan engkau adalah domba,niscaya engkau akan lari dari
merka, sebagaimana domba lari dari serigala. Kalau kau sadar bahwa mereka
pencuri, engaku pun akan hati-hati sebagaimana seorang pelit takut kecurian.
Bila
sergala hanya menginginkan daging domba saja, maka sesuatu yang diharapkan
lelaki dari engkau lebih mulia dari daging domba itu. Kematian lebih baik
bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. lelaki itu mengharapkan
sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatan yang menjadi kebanggaan dan
kemuliaan, dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatannya
telah terenggut oleh lelaki, sungguh seratus kali lebih pahit dari pada
kematian seekor domba yang mati diterkam sergala.
Ya
demi Allah... tidaklah seorang pemuda melihat gadis kecuali gadis itu
dikhayalkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian.
Demi
Allah, begitulah. Yang kami bersumpah untuk kedua kalinya padamu. Jangan kau
percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali
akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan
mencintainya sebagai seorang kawan. Demi Allah ia telah bohong! Bila engkau
mendengar obrolan di antara anank-anak muda dalam kesepian meraka, engakau akan
mendenar sesratu yang mengerikan, senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan
budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap
rayuan untuk mencapai tujuannya, atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa
bahwa itu adalah rayuan!
Setelah
itu apa yang terjadi? apa, wahai putriku? Coba apa yang kau pikirkan!
Kalian
berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan dan engkau
selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda
tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, sedang engaku
yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu
tercoreng. Masyarakat yang zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan
mengatakan: ia anak muda yang sesat lalu bertaubat. Tetapi engkau, selama
hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan
mengampunimu selama-lamanya.
Namun
jika saat engkau bertemu pemuda kau busungkan dadamu, kau palingkan muka, kau
tunjukkan kepribadian dan menghindar.. dan kalau pengganggumu belum
mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan usil, kau
lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau
lakukan, maka semua orang dijalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal
takkan mengganggumu dan gadis-gadis lagi. Dan tentu dia -jika seorang pemuda yang shalih- akan datang
kepadamu untuk minta ma’af dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia
akan mengharapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan datang melamarmu.
Wanita,
bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas dan prestasinya, tidak
akan mendapatkan sesuatu yang sangat diangankan dan kebahagiaan kecuali dalam
perkawinan. Menjadi istri yang baik, seorang ibu yang terhormat dan pendidik
keluarga. Baik wanita itu seorang ratu,putri raja atau seorang bintang film
hollywood kenamaan yang penuh dengan kegemerlapan dan mempesona kebanyakan
wanita.
Aku
mengenal dua sastrawati besar di Mesir dan Syria, benar-benar sastrawati.
Mereka telah meraih supremasi karya sastra dan kekayaan. Akan tetapi mereka
kehilangan suami, lantas akal pun hilang dan mereka menjadi gila. Jangan
pojokan aku dengan menanyakan mereka, karena nama itu sudah terkenal.
Cita-cita
wanita yang paling tinggi adalah perkawinan, walupun ia seorang anggota
perlemen, pemegang kekuasaan. Takkan ada seorang pun yang mau mengawini wanita
pelacur. Seorang yang bermaksud mau mengawini wanita yang baikpun, kalau
ternyata ia sesat, orang itu akan pergi meninggalkannya. Kalalu menikah, ia
akan memilih wanita lain yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga
dan ibu putra-putrinya adalah seorang wanita amoral.
Seorang
pria , sekalipun fasik, bila ditempat kelezatan tidak menemukan wanita yang mau
mengorbankan kehormatannya dibawah telapak kakinya dan sesuka hati mau
dijadikan mainan, bila pria itu sudah tidak mendapatkan perempuan lengah yang
mau diajak kawin menurut agama iblis dan seperti kucing dibulan februari, pria
itu akan mencari istri menurut cara islam.
Maka,
penyebab krisis perkawinan adalah kalian. Wahai kaum wanita! Kalau saja tidak
karena wanita fasik, krisis perkawinan tidak akan terjadi dan kesempatan
berbuat maksiat tidak akan meluas. Lalu kenapa kalian tidak sadar? Dan kenapa
wanita-wanita mulia tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalian yang
lebih patut dan lebih mampu dari pada kaum lelaki untuk melakukan usaha itu
karena kalian lebih mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka dan oleh
karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita
terpelihara, mulia, wanita yang terjaga dan beragama.
Pada
setiap rumah di syria terdapat gadis-gadis berusia cukup untuk kawin, tidak
menfapatkan suami. Hal ini oleh karena pemuda sudah mendapatkan kekasih dan
tidak butuh pada istri. Barangkali keadaan serupa terjadi dinegeri lain.
Maka
bentuklah jama’ah-jama’ah dari kalian baik sastrawati, wanita berpendidikan,
guru-guru sekolah dan para mahasiswi untuk mengembalikan saudari-saudari kalian
yang tersesat menuju kebenaran. Ajaklah mereka kepada Allah. Bila mereka tidak
mau bertakwa, Peringatilah akan terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih
tidak menurut, jelaskanlah dengan melihat kenyataan. Katakanlah pada mereka:
kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu, banyak
para pemuda menemui kalian dan berebut disekitar kalian. Akan tetapi apakah
keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Bagaimana kelanjutannya, bila kalian
sudah menjadi nenek-nenek dengan punggung bungkuk dan wajah berkeriput? Saat itu,
siapakah yang akan simpati? tahukah kalian, siapakah yang akan simpati? Tahukah
kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek?
Mereka adalah anak dan cucunya. Saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu
di tengah rakyatnya. Duduk diatas singgasana dengan memakai mahkota. Tetapi
nenek yang lain, Yang masih belum bersuami itu? kalian sendiri lebih tahu apa
yang terjadi dengan nenek itu.
Di
Brussel, disebuah trotoar yang ada di persimpangan jalan, aku menyaksikan
seorang nenek tua yang tak mampu menyangga kedua kakinya. Anggota tubuhnya
bergetar dimakan usia. Permpuan tua itu ingin menyebrang, sementara mobil-mobil
disekelilingnya hampir saja melindasnya, tak seorangpun yang mau menggandieng
tangannya.
Maka
kukatakan kepada pemuda yang bersamaku: “hendaknya salah seorang dari kalian
menghampiri dan menolongnya.”
Waktu
itu kami bersama seorang kawan yaitu ustadz Nadim Zhubayyan, ia telah tinggal
di Brussel lebih dari 40 tahun. Beliau berkata kepadaku: ”tahukah anda bahwa
nenek tua itu dahulunya adalah seorang primadona negeri dan banyak membuat
fitnah (ujian) bagi manusia? Para lelaki
selalu menguntitnya dengan segenap hati (dan dengan apa yang di kantong mereka)
untuk sekedar mendapatkan pandangan atau sentuhannya. Tetapi ketika masa
bunganya telah habis dan kecantikannya sirna, tak seorang pun yang anda lihat
mau menyentuh tangannya.
Apakah
kelezatan itu sebanding dengan penderitaan diatas? apakah akibat itu akan kita
tukar dengan kelezatan sementara?
Dan
nasehat-nasehat serupa. Kalian para wanita, tidak memerlukan petunjuk orang
lain dan tidak kehabisan cara untuk memberi nasehat kepada saudari-saudari
kalian yang sesat dan patut dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengasihani
mereka, berusahalah untuk menjaga wanita baik-baik dan gadis-gadis yang sedang
tumbuh agar mereka tidak menempuh jalan yang salah itu.
Saya
tidak minta kalian untuk megubah secara drastis mengembalikan wanita masa kini
kepada keadaan yang dimiliki wanita yang benar-benar muslimah. Tidak, kami tahu
bahwa perubahan cepat itu mustahil. ibaratnya malam yang gelap gulita dan pagi
yang cerah bercahaya. Allah subhana wata’ala tidak akan memindahkan dari
kegelapan kepada cahaya dalam sekejap. Tetapi Dia memasukkan siang kedalam
malam dan engkau tidak akan merasakan perubahan itu. Seperti halnya jarum jam
yang ada pada sebuah jam waktu. Engkau melihatnya diam tak bergerak. Tetapi
lihatlah kembali setelah dua jam kemudian,
niscaya engkau melihatnya telah berjalan. Demikian pula dengan perubahan
manusia dari masa kanak-kanak kemasa remaja, dari masa remaja kemasa tua. Sama
halnya dengan perubahan sebuah negeri dari suatu keadaan kepada keadaan yang
lain. Akan tetapi kembalilah kejalan yang benar setapak demi setapak,
sebagaimana menerima kerusakan setapak demi setapak, kalian memendekkan pakaian
sedikit demi sedikit. Kalian pertipis kerudung dan sabar melaluai masa yang
panjang. Kalian lakukan perubahan ini sedangkan lelaki sholih tidak menyadari.
Majalah-majalah porno menggalakkan masalah ini. Orang-orang fasik riang
gembira, sampai akhirnya kita mencapai suatu keadaan yang tidak diridhai islam,
bahkan tidak pula oleh agama nasrani, juga tidak dilakukan oleh para penyembah
api yang berita mereka sudah kita baca dibuku-buku sejarah. Bahkan hingga
sampai pada suatu keadaan yang tidak dapat diterima hewan-hewan.
Dua
ayam jago bila sama-sama menginginkan ayam betina, saling menyerang karena cemburu dan membela. Tapi, di pesisir
Iskandariah Mesir dan beirut, lelaki muslim tidak merasa cemburu wanita
muslimah dilihat orang – orang asing, bukan saja wajahnya, kedua belah
tangannya dan juga bukan hanya leher mereka, tetapi terlihat segala yang ada
pada tubuh mereka kecuali benda yang menjijikkan pemandangan bila terlihat dan
lebih baik ditutup, yaitu vagina dan buah dada.
Di
club- club malam, suami-suami muslim menyuguhkan istri-istri mereka untuk
berdansa berangkulan dengan lelaki asing, dada bertemu dada, perut bertemu
perut, bibir dengan pipi, kedua tangan memeluk tubuh. Tetapi meskipun demikian,
tak seorangpun protes. Di universitas- universitas islam, mahasiswa muslim
duduk dengan mahasiswi muslimah dengan aurat terbuka. Tak seorangpun orang tua
muslim mengingkari.
Hal
semacam ini banyak. Tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam
waktu singkat, melainkan dengan kembali kejalan yang benar, jalan yang semula
kita lewati untuk menuju kejelekkan. Walaupun jalan itu sekarang telah jauh.
Orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak
akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas bercampurnya laki-laki dengan
wanita dalam satu majlis tanpa hijab (ikhtilath). Dan tidaklah sama antara
ikhtilath dengan membuka penutup wajah (cadar). Adapun menampakkan wajah, jika
dengan menampakkanya tidak mengakibatkan pelangaran terhadap kehormatannya maka
masalahnya lebih ringan. Bahkan mungkin lebih ringan dari apa yang di negeri
Syam kita sebut dengan hijab (yang ia kemudian disalah mengertikan, pen.). ia
tidak lain hanyalah sebagai penutup cacat, membentuk lekuk keindahan tubuh dan
untuk memperdaya orang yang memandang. Membuka, jika hanya sebatas pada wajah
sebagaimana wajah yang diciptakan Allah subhana wata’ala tidaklah semua ulama
sepakat mengaramkannya, meskipun kita memandang bahwa menutupnya adalah lebih
baik dan lebih utama. Tetapi menutupnya saat ditakutkan terjadinya fitnah
hukumnya adalah wajib.
Adapun
ikhtilath adalah sesuatu yang lain. Tidaklah mesti gadis yang membuka
wajahnya selalu bercampur baur dengan yang selain mahramnya. Tidak pula istri yang
tanpa tutup wajah harus menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya
bila bertemu dikereta, bertemu di jalan. Atau seorang gadis menjabat tangan
pria di universitas, berbincang- bincang, berjalan seiring, belajar bersama
untuk ujian dan lupa bahwa Allah menjadikan ia sebagai wanita dan si kawan
sebagai pria, satu dengan yang lainnya dapat saling merangsang. Baik wanita,
pria atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu megubah ciptaan Allah,
menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
Saya
memiliki beberapa makalah tentang persamaan gender (jenis kelamin). Di situ
saya berbicara tentang beberapa hak dan kewajiban, pahala dan siksa, tetapi
tidak dalam masalah pekerjaan, karena tidaklah mungkin seorang laki-laki hamil
dan menyusui menggantikan para wanita. Sementara wanita, tidak mungkin
berperang atau melakukan pekerjaan pekerjaan berat menggantikan peran
laki-laki, juga tidak pekerjaan-pekerjaan haram atau yang bisa mengakibatkan
kepada yang haram.
Mereka
yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas nama kemajuan
adalah pembohong dilihat dari dua sebab:
Pertama,
karena semua itu mereka lakukan untuk memberikan kepuasan kepada diri mereka
sendiri, memberikan kenikmatan melihat anggota badan yang terbuka itu dan
kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka itu tidak
berani terus terang. Oleh karena itu, mereka bertopeng dengan kalimat yang
mengagumkan, yang sama sekali tidak ada artinya; kemajuan, modernisasi,
kehidupan kampus, jiwa olahraga dan ungkapan- ungkapan lain yang kosong tanpa
makna, bagaikan gendang.
Kedua,
mereka bohong oleh karena bermakmum pada eropa, menjadikan eropa sebagai suluh,
dan mereka tidak dapat memahami kecuali berdasarkan eropa. Kebenaran menurut
mereka bukan kebalikan kebatilan. Akan tetapi kebenaran adalah segala sesuatu
yang datang dari sana, dari paris, london, berlin dan newyork. Sekalipun berupa
dansa, porno, pergaulan bebas di universitas, buka aurat di lapangan dan
telanjang di pantai (atau kolam renang). Kebatilan adalah segala sesuatu yang
datang dari sini, dari Al-azhar di Mesir, sekolah-sekolah Islam di Timur dan
dari masjid-masjid Islam. Walaupun hal itu berupa kehormatan, petunjuk
kebenaran, keterpeliharaan dan kesucian. Suci hati dan badannya.
Di
Eropa dan Amerika, seperti kita baca dan dengar dari mereka yang mengunjungi
negeri-negeri itu, terdapat banyak keluarga yang tidak rela dan tidak
mengizinkan pergaulan bebas. Di Paris, ya! Di paris! Banyak para bapak dan ibu
yang melarang anak gadis mereka berjalan dengan seorang pemuda atau pergi
bersama ke gedung bioskop. Bahkan mereka tidak diperbolehkan nonton kecuali
film-film yang sudah diketahui jalan ceritanya, dan mereka tahu benar bahwa
dalam film-film itu tidak ada adegan porno dan jorok. Yakni; adegan-adegan yang
sangat disayangkan, selalu terdapat dalam acara-acara untuk muda-mudi yang oleh
perusahaan film Mesir yang bodoh dinamakan seni perfilman. Mereka bodoh
mengenai film seperti juga mereka bodoh tentang agama. Mereka katakan
adegan-adegan itu sebuah seni perfilman.
Kata
mereka: pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan
dapat menekan kegiatan seksualitas didalam jiwa. Untuk menjawab ini saya
limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah,
yaitu di Rusia yang tidak beragama, yang tidak pernah mendengar petuah ulama
dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat
bahwa hal ini amat rusak?
Amerika,
apakah mereka belum membaca, bahwa problem Amerika, adalah semakin meningkatnya
siswi-siswi hamil? Karena itu, mereka menajarkan pelajaran seks di
sekolah-sekolah. Artinya, mereka menuangkan bensin kedalam api. Sebab mereka
menjelaskan kepada para gadis yang suci dan tak mengerti soal seksualitas, apa
yang tersembunyi dari aurat laki-laki, serta apa yang dilakukan laki-laki jika
sedang berduaan dengan wanita. Sementara, ada setan-setan dari jenis manusia
yang mengajak kita agar melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Sebagaimana
mereka juga membiasakan dan melatih para siswi sekolah-sekolah menegah untuk
meggunakan pil pencegah kehamilan.
Siapa
yang akan merasa bahagia bila universitas-universitas Mesir, syria, (indonesia)
dan seluruh negeri-negeri Islam mengalami persoalan yang sama?
Saya
tidak berbicara kepada para pemuda. Saya tidak ingin mereka mendengar. Saya
tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan menertawakan saya. Karena saya telah
menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-benar mereka peroleh. Akan
tetapi saya berbicara pada kalian, putri- putriku yang beriman dan beragama!
Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah bahwa yang menjadi korban
semua bukan orang lain kecuali engkau. Oleh karena itu, jangan dengarkan ucapan
mereka yang merayumu dengan pergaulan demi kebebasan, modernisasi, kemajuan dan
kehidupan kampus. Seungguh kebanyakan orang terlaknat itu tedak beristri dan
tidak punya anak, mereka sama sekali tidak perduli dengan kalian selain untuk
pemuas kelezatan sementara. sedang saya adalah seorang ayah dari beberapa
gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri.
Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku.
Sesungguhnya
tak ada yang mereka kagumi selain memperkosa kohormatan gadis yang sudah sirna.
Kemuliaan yang tercela tidak akan pernah kembali, dan begitu juga dengan
martabat yang hilang.
Bila
anak putri telah jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau membimbing tangannya,
atau mengangkat dari lembah kejatuhan. yang engkau dapati, mereka saling memperebutkan
kecantikan gadis itu, selama kecantikan itu masih ada. Bila sudah hilang,
mereka pun pergi meninggalkan anak putri tersebut. Sebagaimana anjing-anjing
meninggalkan bangkai yang tak berdaging sedikitpun.
Inilah
nasihatku padamu, putriku. Inilah kebenaran, selain ini jangan percaya.
Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum lelaki, kunci pintu
perbaikan. Bila mau, perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun akan menjadi baik.
(disalin
dari buku “Putriku, Kembalilah ke Jalan Tuhanmu” dengan judul asli “Ya Binti” karya syaikh Ali
Thantawi, diterbitkan oleh “Darul Haq” dan diterjemahkan oleh Abdullah, cetakan
ke x)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar