Jumat, 21 Juni 2013

Putriku, Kembalilah ke Jalan Tuhanmu

                Putriku tercinta! Aku seseorang yang telah berusia hampir lima puluh tahun. Hilang sudang masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah banyak mengunjungi banyak negeri dan berjumpa dengan banyak orang. Aku juga telah merasakan pahit getirnya dunia. Oleh karena itu, dengarlah nasihat-nasihatku yang benar lagi jelas berdasarkan pengalaman-pengalamanku. Dimana engkau belum pernah mendengar dari orang lain.
                Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral, mengahapus kebejatan dan mengekang hawa nafsu, sampai pena tumpul dan mulut letih, dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Tidak ada kemungkaran yang dapat kami berantas, bahkan bertambah, kerusakan mewabah, pakaian terbuka dan merangsang semakin merajalela, semakin meluas. Berkembang dari sutatu negeri ke negeri yang lain, sampai tak ada satu negeri islam pun menurut dugaanku terhindar dari wabah itu. Negeri-negeri syam (syria, yordania, libanon, palestina) yang dulu benar benar bersih, menutup aurat, sangat menjaga kehormatan wanitanya, kini para wanita itu keluar dengan pakaian merangsang, terbuka bagian lengan dan lehernya.
                Kami belum berhasil, kami kira tidak akan berhasil. Tahukah engkau, kenapa?
                Karena, sampai saat ini, kami belum menemukan cara untuk memperbaiki,kami  belum tahu jalannya. Sesungguhnya jalan kebaikan itu ada didepanmu, putriku! Kuncinya ada ditanganmu. Bila engkau percaya bahwa kunci itu ada, lalu engkau menggunakannya untuk masuk, maka keadaan akan baik.
                Benar bahwa lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa, wanita tidak akan pernah memulainya. Tetapi bila engkau tidak setuju, laki-laki itu tidak akan berani dan andaikan bukan lantaran lemah gemulaimu, lelaki tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu, dia yang masuk, kau katakan pada sipencuri itu: silahkan.... ketika ia telah mencuri, engkau berteriak: maling...! tolong... tolong... saya kemalingan. Bila engkau mengerti bahwa semua laki-laki serigala dan engkau adalah domba,niscaya engkau akan lari dari merka, sebagaimana domba lari dari serigala. Kalau kau sadar bahwa mereka pencuri, engaku pun akan hati-hati sebagaimana seorang pelit takut kecurian.
                Bila sergala hanya menginginkan daging domba saja, maka sesuatu yang diharapkan lelaki dari engkau lebih mulia dari daging domba itu. Kematian lebih baik bagimu daripada kehilangan sesuatu yang mulia itu. lelaki itu mengharapkan sesuatu yang paling mahal bagimu, yaitu kehormatan yang menjadi kebanggaan dan kemuliaan, dan dengan itu pula engkau hidup. Hidup wanita yang kehormatannya telah terenggut oleh lelaki, sungguh seratus kali lebih pahit dari pada kematian seekor domba yang mati diterkam sergala.
                Ya demi Allah... tidaklah seorang pemuda melihat gadis kecuali gadis itu dikhayalkannya dalam keadaan telanjang tanpa pakaian.
                Demi Allah, begitulah. Yang kami bersumpah untuk kedua kalinya padamu. Jangan kau percaya apa yang dikatakan laki-laki, bahwa ia tidak akan melihat gadis kecuali akhlak dan budi bahasanya. Ia akan berbicara sebagai seorang sahabat, ia akan mencintainya sebagai seorang kawan. Demi Allah ia telah bohong! Bila engkau mendengar obrolan di antara anank-anak muda dalam kesepian meraka, engakau akan mendenar sesratu yang mengerikan, senyuman yang diberikan pemuda kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatian, semua itu tidak lain hanyalah merupakan perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya, atau paling tidak, pemuda itu sendiri merasa bahwa itu adalah rayuan!
                Setelah itu apa yang terjadi? apa, wahai putriku? Coba apa yang kau pikirkan!
                Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan, kemudian engkau ditinggalkan dan engkau selamanya tetap akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tersebut akan mencari mangsa lain untuk diterkam kehormatannya, sedang engaku yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, keningmu tercoreng. Masyarakat yang zhalim dapat mengampuni pemuda itu dengan mengatakan: ia anak muda yang sesat lalu bertaubat. Tetapi engkau, selama hidupmu tetap berkubang kehinaan dan keaiban, masyarakat tidak akan mengampunimu selama-lamanya.
                Namun jika saat engkau bertemu pemuda kau busungkan dadamu, kau palingkan muka, kau tunjukkan kepribadian dan menghindar.. dan kalau pengganggumu belum mengindahkan, sampai berbuat lancang lewat perkataan atau tangan usil, kau lepaskan sepatu dari kakimu lalu kau lemparkan ke kepalanya, bila semua ini engkau lakukan, maka semua orang dijalan akan membelamu. Setelah itu anak-anak nakal takkan mengganggumu dan gadis-gadis lagi. Dan tentu dia  -jika seorang pemuda yang shalih- akan datang kepadamu untuk minta ma’af dan tidak mengulangi perbuatannya. Selanjutnya, ia akan mengharapkan hubungan yang baik dan halal. Ia akan datang melamarmu.
                Wanita, bagaimanapun juga status sosial, kekayaan, popularitas dan prestasinya, tidak akan mendapatkan sesuatu yang sangat diangankan dan kebahagiaan kecuali dalam perkawinan. Menjadi istri yang baik, seorang ibu yang terhormat dan pendidik keluarga. Baik wanita itu seorang ratu,putri raja atau seorang bintang film hollywood kenamaan yang penuh dengan kegemerlapan dan mempesona kebanyakan wanita.
                Aku mengenal dua sastrawati besar di Mesir dan Syria, benar-benar sastrawati. Mereka telah meraih supremasi karya sastra dan kekayaan. Akan tetapi mereka kehilangan suami, lantas akal pun hilang dan mereka menjadi gila. Jangan pojokan aku dengan menanyakan mereka, karena nama itu sudah terkenal.
                Cita-cita wanita yang paling tinggi adalah perkawinan, walupun ia seorang anggota perlemen, pemegang kekuasaan. Takkan ada seorang pun yang mau mengawini wanita pelacur. Seorang yang bermaksud mau mengawini wanita yang baikpun, kalau ternyata ia sesat, orang itu akan pergi meninggalkannya. Kalalu menikah, ia akan memilih wanita lain yang baik karena ia tidak rela bila ibu rumah tangga dan ibu putra-putrinya adalah seorang wanita amoral.
                Seorang pria , sekalipun fasik, bila ditempat kelezatan tidak menemukan wanita yang mau mengorbankan kehormatannya dibawah telapak kakinya dan sesuka hati mau dijadikan mainan, bila pria itu sudah tidak mendapatkan perempuan lengah yang mau diajak kawin menurut agama iblis dan seperti kucing dibulan februari, pria itu akan mencari istri menurut cara islam.
                Maka, penyebab krisis perkawinan adalah kalian. Wahai kaum wanita! Kalau saja tidak karena wanita fasik, krisis perkawinan tidak akan terjadi dan kesempatan berbuat maksiat tidak akan meluas. Lalu kenapa kalian tidak sadar? Dan kenapa wanita-wanita mulia tidak berusaha memberantas malapetaka ini? Kalian yang lebih patut dan lebih mampu dari pada kaum lelaki untuk melakukan usaha itu karena kalian lebih mengerti bahasa wanita dan cara menyadarkan mereka dan oleh karena yang menjadi korban kerusakan ini adalah kalian, para wanita terpelihara, mulia, wanita yang terjaga dan beragama.
                Pada setiap rumah di syria terdapat gadis-gadis berusia cukup untuk kawin, tidak menfapatkan suami. Hal ini oleh karena pemuda sudah mendapatkan kekasih dan tidak butuh pada istri. Barangkali keadaan serupa terjadi dinegeri lain.
                Maka bentuklah jama’ah-jama’ah dari kalian baik sastrawati, wanita berpendidikan, guru-guru sekolah dan para mahasiswi untuk mengembalikan saudari-saudari kalian yang tersesat menuju kebenaran. Ajaklah mereka kepada Allah. Bila mereka tidak mau bertakwa, Peringatilah akan terjangkitnya suatu penyakit. Bila mereka masih tidak menurut, jelaskanlah dengan melihat kenyataan. Katakanlah pada mereka: kalian adalah gadis-gadis remaja putri yang cantik, oleh karena itu, banyak para pemuda menemui kalian dan berebut disekitar kalian. Akan tetapi apakah keremajaan dan kecantikan itu akan kekal? Bagaimana kelanjutannya, bila kalian sudah menjadi nenek-nenek dengan punggung bungkuk dan wajah berkeriput? Saat itu, siapakah yang akan simpati? tahukah kalian, siapakah yang akan simpati? Tahukah kalian, siapakah yang memperhatikan, menghormati dan mencintai seorang nenek? Mereka adalah anak dan cucunya. Saat itulah nenek tersebut menjadi seorang ratu di tengah rakyatnya. Duduk diatas singgasana dengan memakai mahkota. Tetapi nenek yang lain, Yang masih belum bersuami itu? kalian sendiri lebih tahu apa yang terjadi dengan nenek itu.
                Di Brussel, disebuah trotoar yang ada di persimpangan jalan, aku menyaksikan seorang nenek tua yang tak mampu menyangga kedua kakinya. Anggota tubuhnya bergetar dimakan usia. Permpuan tua itu ingin menyebrang, sementara mobil-mobil disekelilingnya hampir saja melindasnya, tak seorangpun yang mau menggandieng tangannya.
                Maka kukatakan kepada pemuda yang bersamaku: “hendaknya salah seorang dari kalian menghampiri dan menolongnya.”
                Waktu itu kami bersama seorang kawan yaitu ustadz Nadim Zhubayyan, ia telah tinggal di Brussel lebih dari 40 tahun. Beliau berkata kepadaku: ”tahukah anda bahwa nenek tua itu dahulunya adalah seorang primadona negeri dan banyak membuat fitnah (ujian) bagi manusia?  Para lelaki selalu menguntitnya dengan segenap hati (dan dengan apa yang di kantong mereka) untuk sekedar mendapatkan pandangan atau sentuhannya. Tetapi ketika masa bunganya telah habis dan kecantikannya sirna, tak seorang pun yang anda lihat mau menyentuh tangannya.
                Apakah kelezatan itu sebanding dengan penderitaan diatas? apakah akibat itu akan kita tukar dengan kelezatan sementara?
                Dan nasehat-nasehat serupa. Kalian para wanita, tidak memerlukan petunjuk orang lain dan tidak kehabisan cara untuk memberi nasehat kepada saudari-saudari kalian yang sesat dan patut dikasihani. Bila kalian tidak dapat mengasihani mereka, berusahalah untuk menjaga wanita baik-baik dan gadis-gadis yang sedang tumbuh agar mereka tidak menempuh jalan yang salah itu.
                Saya tidak minta kalian untuk megubah secara drastis mengembalikan wanita masa kini kepada keadaan yang dimiliki wanita yang benar-benar muslimah. Tidak, kami tahu bahwa perubahan cepat itu mustahil. ibaratnya malam yang gelap gulita dan pagi yang cerah bercahaya. Allah subhana wata’ala tidak akan memindahkan dari kegelapan kepada cahaya dalam sekejap. Tetapi Dia memasukkan siang kedalam malam dan engkau tidak akan merasakan perubahan itu. Seperti halnya jarum jam yang ada pada sebuah jam waktu. Engkau melihatnya diam tak bergerak. Tetapi lihatlah kembali setelah dua jam kemudian,  niscaya engkau melihatnya telah berjalan. Demikian pula dengan perubahan manusia dari masa kanak-kanak kemasa remaja, dari masa remaja kemasa tua. Sama halnya dengan perubahan sebuah negeri dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Akan tetapi kembalilah kejalan yang benar setapak demi setapak, sebagaimana menerima kerusakan setapak demi setapak, kalian memendekkan pakaian sedikit demi sedikit. Kalian pertipis kerudung dan sabar melaluai masa yang panjang. Kalian lakukan perubahan ini sedangkan lelaki sholih tidak menyadari. Majalah-majalah porno menggalakkan masalah ini. Orang-orang fasik riang gembira, sampai akhirnya kita mencapai suatu keadaan yang tidak diridhai islam, bahkan tidak pula oleh agama nasrani, juga tidak dilakukan oleh para penyembah api yang berita mereka sudah kita baca dibuku-buku sejarah. Bahkan hingga sampai pada suatu keadaan yang tidak dapat diterima hewan-hewan.
                Dua ayam jago bila sama-sama menginginkan ayam betina, saling menyerang  karena cemburu dan membela. Tapi, di pesisir Iskandariah Mesir dan beirut, lelaki muslim tidak merasa cemburu wanita muslimah dilihat orang – orang asing, bukan saja wajahnya, kedua belah tangannya dan juga bukan hanya leher mereka, tetapi terlihat segala yang ada pada tubuh mereka kecuali benda yang menjijikkan pemandangan bila terlihat dan lebih baik ditutup, yaitu vagina dan buah dada.
                Di club- club malam, suami-suami muslim menyuguhkan istri-istri mereka untuk berdansa berangkulan dengan lelaki asing, dada bertemu dada, perut bertemu perut, bibir dengan pipi, kedua tangan memeluk tubuh. Tetapi meskipun demikian, tak seorangpun protes. Di universitas- universitas islam, mahasiswa muslim duduk dengan mahasiswi muslimah dengan aurat terbuka. Tak seorangpun orang tua muslim mengingkari.
                Hal semacam ini banyak. Tidak dapat diatasi hanya dalam waktu sehari atau dalam waktu singkat, melainkan dengan kembali kejalan yang benar, jalan yang semula kita lewati untuk menuju kejelekkan. Walaupun jalan itu sekarang telah jauh. Orang yang tidak mau menempuh jalan panjang yang hanya satu-satunya ini, tidak akan pernah sampai. Kita mulai dengan memberantas bercampurnya laki-laki dengan wanita dalam satu majlis tanpa hijab (ikhtilath). Dan tidaklah sama antara ikhtilath dengan membuka penutup wajah (cadar). Adapun menampakkan wajah, jika dengan menampakkanya tidak mengakibatkan pelangaran terhadap kehormatannya maka masalahnya lebih ringan. Bahkan mungkin lebih ringan dari apa yang di negeri Syam kita sebut dengan hijab (yang ia kemudian disalah mengertikan, pen.). ia tidak lain hanyalah sebagai penutup cacat, membentuk lekuk keindahan tubuh dan untuk memperdaya orang yang memandang. Membuka, jika hanya sebatas pada wajah sebagaimana wajah yang diciptakan Allah subhana wata’ala tidaklah semua ulama sepakat mengaramkannya, meskipun kita memandang bahwa menutupnya adalah lebih baik dan lebih utama. Tetapi menutupnya saat ditakutkan terjadinya fitnah hukumnya adalah wajib.
                Adapun ikhtilath adalah sesuatu yang lain. Tidaklah mesti gadis yang membuka wajahnya selalu bercampur baur dengan yang selain mahramnya. Tidak pula istri yang tanpa tutup wajah harus menyambut kawan suami dirumahnya, atau menyalaminya bila bertemu dikereta, bertemu di jalan. Atau seorang gadis menjabat tangan pria di universitas, berbincang- bincang, berjalan seiring, belajar bersama untuk ujian dan lupa bahwa Allah menjadikan ia sebagai wanita dan si kawan sebagai pria, satu dengan yang lainnya dapat saling merangsang. Baik wanita, pria atau seluruh penduduk dunia tidak akan mampu megubah ciptaan Allah, menyamakan dua jenis atau menghapus rangsangan seks dari dalam jiwa mereka.
                Saya memiliki beberapa makalah tentang persamaan gender (jenis kelamin). Di situ saya berbicara tentang beberapa hak dan kewajiban, pahala dan siksa, tetapi tidak dalam masalah pekerjaan, karena tidaklah mungkin seorang laki-laki hamil dan menyusui menggantikan para wanita. Sementara wanita, tidak mungkin berperang atau melakukan pekerjaan pekerjaan berat menggantikan peran laki-laki, juga tidak pekerjaan-pekerjaan haram atau yang bisa mengakibatkan kepada yang haram.
                Mereka yang menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas nama kemajuan adalah pembohong dilihat dari dua sebab:
                Pertama, karena semua itu mereka lakukan untuk memberikan kepuasan kepada diri mereka sendiri, memberikan kenikmatan melihat anggota badan yang terbuka itu dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Akan tetapi mereka itu tidak berani terus terang. Oleh karena itu, mereka bertopeng dengan kalimat yang mengagumkan, yang sama sekali tidak ada artinya; kemajuan, modernisasi, kehidupan kampus, jiwa olahraga dan ungkapan- ungkapan lain yang kosong tanpa makna, bagaikan gendang.
                Kedua, mereka bohong oleh karena bermakmum pada eropa, menjadikan eropa sebagai suluh, dan mereka tidak dapat memahami kecuali berdasarkan eropa. Kebenaran menurut mereka bukan kebalikan kebatilan. Akan tetapi kebenaran adalah segala sesuatu yang datang dari sana, dari paris, london, berlin dan newyork. Sekalipun berupa dansa, porno, pergaulan bebas di universitas, buka aurat di lapangan dan telanjang di pantai (atau kolam renang). Kebatilan adalah segala sesuatu yang datang dari sini, dari Al-azhar di Mesir, sekolah-sekolah Islam di Timur dan dari masjid-masjid Islam. Walaupun hal itu berupa kehormatan, petunjuk kebenaran, keterpeliharaan dan kesucian. Suci hati dan badannya.
                Di Eropa dan Amerika, seperti kita baca dan dengar dari mereka yang mengunjungi negeri-negeri itu, terdapat banyak keluarga yang tidak rela dan tidak mengizinkan pergaulan bebas. Di Paris, ya! Di paris! Banyak para bapak dan ibu yang melarang anak gadis mereka berjalan dengan seorang pemuda atau pergi bersama ke gedung bioskop. Bahkan mereka tidak diperbolehkan nonton kecuali film-film yang sudah diketahui jalan ceritanya, dan mereka tahu benar bahwa dalam film-film itu tidak ada adegan porno dan jorok. Yakni; adegan-adegan yang sangat disayangkan, selalu terdapat dalam acara-acara untuk muda-mudi yang oleh perusahaan film Mesir yang bodoh dinamakan seni perfilman. Mereka bodoh mengenai film seperti juga mereka bodoh tentang agama. Mereka katakan adegan-adegan itu sebuah seni perfilman.
                Kata mereka: pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi, mendidik watak dan dapat menekan kegiatan seksualitas didalam jiwa. Untuk menjawab ini saya limpahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, yaitu di Rusia yang tidak beragama, yang tidak pernah mendengar petuah ulama dan pendeta. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal ini amat rusak?
                Amerika, apakah mereka belum membaca, bahwa problem Amerika, adalah semakin meningkatnya siswi-siswi hamil? Karena itu, mereka menajarkan pelajaran seks di sekolah-sekolah. Artinya, mereka menuangkan bensin kedalam api. Sebab mereka menjelaskan kepada para gadis yang suci dan tak mengerti soal seksualitas, apa yang tersembunyi dari aurat laki-laki, serta apa yang dilakukan laki-laki jika sedang berduaan dengan wanita. Sementara, ada setan-setan dari jenis manusia yang mengajak kita agar melakukan seperti apa yang mereka lakukan. Sebagaimana mereka juga membiasakan dan melatih para siswi sekolah-sekolah menegah untuk meggunakan pil pencegah kehamilan.
                Siapa yang akan merasa bahagia bila universitas-universitas Mesir, syria, (indonesia) dan seluruh negeri-negeri Islam mengalami persoalan yang sama?
                Saya tidak berbicara kepada para pemuda. Saya tidak ingin mereka mendengar. Saya tahu bahwa mungkin mereka menyanggah dan menertawakan saya. Karena saya telah menghalangi mereka menikmati kelezatan yang benar-benar mereka peroleh. Akan tetapi saya berbicara pada kalian, putri- putriku yang beriman dan beragama! Putriku yang terhormat dan terpelihara! Ketahuilah bahwa yang menjadi korban semua bukan orang lain kecuali engkau. Oleh karena itu, jangan dengarkan ucapan mereka yang merayumu dengan pergaulan demi kebebasan, modernisasi, kemajuan dan kehidupan kampus. Seungguh kebanyakan orang terlaknat itu tedak beristri dan tidak punya anak, mereka sama sekali tidak perduli dengan kalian selain untuk pemuas kelezatan sementara. sedang saya adalah seorang ayah dari beberapa gadis. Bila saya membela kalian, berarti saya membela putri-putriku sendiri. Aku ingin kalian bahagia seperti yang aku inginkan untuk putri-putriku.
                Sesungguhnya tak ada yang mereka kagumi selain memperkosa kohormatan gadis yang sudah sirna. Kemuliaan yang tercela tidak akan pernah kembali, dan begitu juga dengan martabat yang hilang.
                Bila anak putri telah jatuh, tak seorangpun di antara mereka mau membimbing tangannya, atau mengangkat dari lembah kejatuhan. yang engkau dapati, mereka saling memperebutkan kecantikan gadis itu, selama kecantikan itu masih ada. Bila sudah hilang, mereka pun pergi meninggalkan anak putri tersebut. Sebagaimana anjing-anjing meninggalkan bangkai yang tak berdaging sedikitpun.
                Inilah nasihatku padamu, putriku. Inilah kebenaran, selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah, bukan di tangan kami kaum lelaki, kunci pintu perbaikan. Bila mau, perbaikilah diri kalian, dengan demikian umat pun akan menjadi baik.
(disalin dari buku “Putriku, Kembalilah ke Jalan Tuhanmu”  dengan judul asli “Ya Binti” karya syaikh Ali Thantawi, diterbitkan oleh “Darul Haq” dan diterjemahkan oleh Abdullah, cetakan ke x)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar